0856.4040.1616 Tindakan Sunat Pada Anak: Memahami Fakta dan Mitos || Rumah Sunat Kaisar Gemolong
Sunat pada anak laki-laki adalah tindakan medis yang umum dilakukan di berbagai budaya dan agama di seluruh dunia. Meskipun sunat telah menjadi praktik umum, terdapat fakta dan mitos yang sering kali menimbulkan perdebatan dan kebingungan di masyarakat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami dengan jelas manfaat serta kemungkinan kesalahpahaman seputar prosedur sunat pada anak. Dokter Rumah Sunat Kaisar Gemolong memberikan penjelasan secara detail dibawah ini sebagai berikut.
Fakta Tidak Disunat
- Infeksi Organ Reproduksi: Sunat pada anak laki-laki adalah prosedur medis yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kulit kulup yang menutupi ujung penis. Penis yang tidak disunat dapat meningkatkan risiko terkena infeksi organ reproduksi. Hal ini disebabkan karena kulit kulup yang tidak diangkat menjadi tempat yang ideal bagi kotoran, bakteri, dan jamur untuk berkembang biak. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi pada saluran kemih, kulit, atau bahkan organ reproduksi. Oleh karena itu, sunat dapat membantu menjaga kebersihan daerah genital dan mengurangi risiko infeksi yang mungkin timbul.
- Risiko Penyakit Menular Seksual: Penis yang tidak disunat cenderung lebih rentan terhadap penyakit menular seksual dibandingkan dengan penis yang telah disunat. Kulit kulup yang menyelimuti ujung penis dapat menyediakan lingkungan yang lembab dan hangat, kondisi ini memudahkan pertumbuhan bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit seperti gonore, sifilis, dan herpes genital. Dengan demikian, sunat pada anak dapat membantu mengurangi kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual yang dapat memiliki dampak kesehatan jangka panjang.
- Pencegahan Kanker Penis: Penelitian menunjukkan bahwa sunat pada anak dapat membantu dalam pencegahan kanker penis. Kanker penis merupakan kondisi yang jarang terjadi, namun dapat menjadi masalah serius jika terjadi. Sunat telah terbukti dapat mengurangi risiko terkena kanker penis karena pengangkatan kulit kulup dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan kotoran dan infeksi yang berpotensi menjadi kanker. Meskipun kanker penis adalah penyakit yang jarang, sunat dianggap sebagai langkah pencegahan yang efektif pada anak laki-laki.
- Radang Uretra: Penis yang tidak menjalani sunat memiliki risiko lebih tinggi terkena radang uretra. Radang uretra adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada saluran uretra yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Kulit kulup yang tidak diangkat pada penis dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang kemudian dapat menyebabkan radang uretra. Gejala radang uretra meliputi nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari uretra, dan peradangan pada organ reproduksi. Dengan menjalani sunat, risiko terjadinya radang uretra dapat dikurangi karena area yang rentan terhadap infeksi bisa diminimalisir.
- Infeksi Saluran Kemih: Pria yang belum menjalani sunat memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi yang terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih dan berkembang biak. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering kencing, dan bahkan demam. Kulit kulup yang tidak diangkat pada penis dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri yang kemudian dapat berpindah ke saluran kemih. Dengan menjalani sunat, risiko terjadinya ISK pada pria dapat dikurangi karena kebersihan daerah genital dapat lebih terjaga dan menyulitkan bakteri masuk ke saluran kemih.
- Parafimosis: Parafimosis merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika kulit penutup penis tertarik ke belakang dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula menutupi ujung penis. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada penis dan bahkan kehilangan aliran darah yang menyebabkan kerusakan jaringan. Parafimosis umumnya terjadi ketika seseorang tidak menjalani sunat dan kulit kulupnya terlalu sempit sehingga sulit untuk dikembalikan. Tindakan sunat pada anak dapat mencegah terjadinya parafimosis dengan mengangkat sebagian atau seluruh kulit kulup, sehingga mengurangi risiko kondisi darurat ini terjadi.
Mitos Tentang Sunat
Berikut ini dokter Rumah Sunat Kaisar Gemolong memberikan beberapa informasi mengenai mitos apa saja terkait sunat:
- Sunat menyebabkan disfungsi ereksi: Mitos yang menyatakan bahwa sunat dapat menyebabkan disfungsi ereksi seringkali menjadi perdebatan dalam masyarakat. Beberapa orang masih percaya bahwa sunat dapat memengaruhi fungsi seksual pria. Namun, penelitian ilmiah telah membantah klaim ini. Studi-studi menunjukkan bahwa sunat tidak memiliki dampak negatif langsung pada kemampuan ereksi. Sebaliknya, sunat sebenarnya dapat memberikan manfaat kesehatan seperti mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual.
- Sunat membuat anak cepat tinggi dan besar: Ada kepercayaan bahwa sunat dapat memengaruhi pertumbuhan anak, sehingga beberapa orang mempercayai bahwa anak yang disunat akan tumbuh lebih cepat dan besar. Namun, pertumbuhan anak sebenarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti genetik, gizi, hormon pertumbuhan, dan faktor lingkungan. Sunat tidak memiliki korelasi langsung dengan tinggi serta berat badan anak.
- Tidak boleh makan ayam, telur, dan ikan setelah sunat. Salah satu mitos seputar sunat adalah larangan untuk mengonsumsi ayam, telur, dan ikan setelah prosedur sunat. Mitos ini mungkin berasal dari keyakinan tradisional atau kepercayaan yang tidak didasari oleh bukti medis yang kuat. Sebenarnya, makanan-makanan tersebut mengandung protein yang penting untuk proses penyembuhan luka pasca sunat. Protein merupakan nutrisi yang esensial dalam pemulihan tubuh dan penyembuhan luka. Kandungan protein dalam ayam, telur, dan ikan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasca sunat.
- Dikhitan Jin: Mitos yang menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami paraphimosis sebenarnya telah ‘dikhitan’ oleh jin adalah salah kaprah yang dapat menimbulkan kebingungan di masyarakat. Paraphimosis merupakan kondisi medis di mana kulit tidak dapat kembali menutupi kepala penis setelah ditarik ke belakang, dan hal ini dapat menjadi kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Pengertian yang salah tentang paraphimosis sebagai hasil dari khitan Jin dapat menimbulkan kesalahpahaman serta menyebabkan ketidakpastian dalam mencari bantuan medis yang sesuai. Penting untuk memberikan informasi yang benar tentang paraphimosis sebagai kondisi medis yang dapat diatasi melalui penanganan dari tenaga medis yang berkompeten.
- Khitan terlambat bikin alot prosesnya: Mitos tentang kesulitan proses sunat pada orang yang terlambat untuk disunat seringkali berkembang di masyarakat. Beberapa orang mempercayai bahwa sunat pada usia yang lebih tua akan membuat prosesnya menjadi lebih sulit dan menyakitkan. Namun, faktanya, usia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemudahan proses pemotongan kulup penis. Prosedur sunat pada usia dewasa atau usia lanjut biasanya dapat dilakukan dengan aman oleh tenaga medis yang terlatih. Faktor-faktor seperti teknik sunat yang tepat, perlunya persiapan yang matang, serta perawatan pasca sunat yang baik akan mempengaruhi kesuksesan prosedur tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mendidik masyarakat mengenai fakta-fakta seputar sunat pada usia berapapun agar terhindar dari mitos yang tidak benar.
Kaloran Gemolong Sragen
0856.4040.1616